Singkawang kini mempercantik diri. Dengan adanya program penataan kota pusaka akan mendukung Singkawang sebagai kota wisata di Kalimantan Barat. Program ini akan menata dan merapikan secara fisik wilayah yang terkena imbas penataan kota pusaka, dimana design dan wajahnya sudah disosialisasikan kepada warga terutama mereka yang berdomisili di Jalan Diponegoro, Jalan Setia Budi dan Budi Utomo. Pemerintah Kota Singkawang, Kalimantan Barat segera melakukan penataan pasar dan kawasan kota pusaka pada September 2019, dimulai dari Jl Diponegoro, Jl Setia Budi, Jl Budi Utomo dan Jl Sejahtera.
Wali kota Singkawang Tjhai Chui Mie juga menegaskan selama instansi teknis menjalankan program ini sudah berkali kali bertemu dengan warga yang terdampak program ini.
Tjhai Chui Mie mengatakan penataan kota pusaka di kota Singkawang sudah mulai dikerjakan. Diawali di jalan Pangeran Diponegoro dilanjutkan Jalan Setia Budi dan Jalan Budi Utomo. “Penataan mulai direalisasikan di bulan ini dengan menggunakan anggaran APBN senilai Rp14 miliar lebih,” kata Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie di Singkawang, Kamis (5/9).
Penataan pasar dan kawasan kota pusaka yang akan dilakukan Pemkot Singkawang juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Singkawang.
“Bagaimana cara pengusaha Singkawang bisa menarik pengunjung agar mau masuk ke tokonya. Kami di pemerintahan daerah bertugas untuk mendatangkan pengunjung. Sedangkan tugas dari masyarakat bagaimana cara mereka mengambil peluang bisnisnya,” tuturnya.
Untuk memastikan tak ada lagi penambahan PKL di ruko-ruko, Pemkot Singkawang juga akan melakukan penjagaan dengan melibatkan Satpol PP. Tjhai Chui Mie memastikan tidak boleh ada lagi penambahan pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan di selasar toko khususnya pada malam hari. “Kita pastikan jangan sampai ada lagi PKL-PKL baru,” ujarnya.
Dia juga mengajak kepada PKL untuk bisa mendukung penataan pasar dan kawasan kota pusaka dengan tidak membiarkan gerobak jualannya di pasar.
“Sehingga bisa lebih bagus, tertata dengan baik dan lebih menarik lagi untuk didatangi pengunjung, mau makan apa saja ada dan mau beli apa saja ada khususnya pada malam hari,” katanya.
“Artinya, selesai berjualan diharapkan gerobak beserta semua perlengkapan dagangannya dibawa pulang ke rumah masing-masing, sehingga pada pagi harinya tidak mengganggu dan tetap menjaga keindahan kota,” pesannya.
Pasti ke Singkawang!